Pernah dengar istilah laba ditahan? Sebagai faktor penting yang mempengaruhi kapabilitas perusahaan, maka pemodal harus memahami tentang istilah tersebut. Laba ditahan adalah salah satu istilah yang memang hanya dipahami oleh kalangan tertentu saja khususnya para pengusaha dan bagian keuangan. 

Namun jika berbicara tentang laba saja, tentunya sudah banyak orang memahami istilah tersebut. Perlu diketahui sebelumnya, tidak semua jenis laba harus diterima secara langsung oleh perusahaan. Dalam hal ini biasanya ada jenis laba perusahaan yang perlu ditahan untuk kepentingan tertentu. 

Sekilas Pengertian Laba Ditahan

Laba ditahan merupakan saldo laba bersih yang sudah dikurangi dari pembayaran pajak oleh RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) kemudian disepakati untuk tidak dibagikan. Dalam dunia bisnis, istilah seperti ini biasa dinamakan dengan “Retained Earnings” agar perusahaan bisa terus stabil. 

Bagi pemodal yang sangat memahami dunia saham, pastinya sudah mengetahui bahwa ketika perusahaan mendapatkan keuntungan nantinya akan langsung dibagikan oleh pemegang saham. Dalam situasi tertentu, RUPS bisa saja memutuskan untuk tidak membagikan laba kepada pemegang saham. 

Sumber laba yang ditahan oleh perusahaan berasal dari operasionalnya sendiri. Oleh sebab itu, para pemegang saham akan memiliki andil terbesar dalam menjalankan operasional perusahaan. Setiap laba yang ditahan akan membantu menambah ekuitas, sehingga kondisi perusahaan bisa terus membaik. 

Jenis laba ditahan biasanya dipengaruhi oleh beberapa jenis transaksi mulai dari pembagian dividen, laba atau rugi bersih perusahaan, dan koreksi pembukuan laba sebelumnya. Ketika laba ditahan, maka diharapkan bisa menjadi modal tambahan agar perusahaan bisa maju lebih baik lagi kedepannya. 

Baca Juga  10 Prinsip Dasar Bisnis yang Wajib Kamu Pahami

Sudah Paham Konsep Laba Ditahan? Berikut Ini Fungsi Pentingnya

Penahanan laba tidak semata-mata untuk memperkaya perusahaan, melainkan ada faktor-faktor penting yang melatarbelakangi hal tersebut. Biasanya retained earnings (penahanan laba) hanya dilakukan dalam kondisi darurat sehingga semua pihak akan menyetujui rencana tersebut untuk kebaikan bersama. 

1. Penahanan Laba Sebagai Modal Usaha Lanjutan

Fungsi laba ditahan yang utama yaitu sebagai modal usaha lanjutan bagi perusahaan. Laba akan digunakan kembali dengan tujuan meningkatkan penjualan. Hal ini sering dilakukan ketika hasil penjualan perusahaan mengalami kemerosotan sedangkan modal yang dibutuhkan belum cukup. 

Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan pembagian saham (dividen), maka khawatir akan membuat kondisi perusahaan makin terpuruk. Bagaimanapun semua pihak harus berfikir untuk kedepannya bukan hanya ingin mendapatkan untung sementara waktu. 

2. Strategi Pengembangan Usaha

Dalam mengembangkan bisnis, pastinya pengusaha butuh strategi jitu untuk memperluas pangsa pasar dan juga pelayanannya. Untuk membuat strategi pengembangan usaha yang matang, maka terkadang penahanan laba perlu dilakukan agar bisa digunakan sebagai modal yang mencukupi. 

Dengan perencanaan pengembangan usaha yang matang, maka perusahaan mampu untuk memutar laba menjadi nominal yang berlipat ganda. Dibutuhkan sinergi dengan semua komponen perusahaan agar strategi pengembangan usaha bisa menunjukkan hasil yang meningkat. 

3. Melunasi Hutang Piutang Perusahaan

Laba ditahan adalah salah satu langkah terbaik untuk membantu membayar hutang perusahaan. Apalagi kalau hutang perusahaan sudah jatuh tempo, maka rasanya tidak tepat kalau tetap lakukan pembagian saham ketika kondisi perusahaan sedang pelik atau kebingungan. 

Mayoritas pemodal juga pastinya mementingkan nama baik perusahaan, sehingga akan lebih pilih laba untuk membayar hutang usaha terlebih dahulu. Jika kondisi operasional kedepannya bisa berjalan lancar, maka laba bisa berpotensi naik berlipat ganda. 

Baca Juga  Escrow Adalah : Definisi, Manfaat dan Cara Kerjanya

4. Bisa Dijadikan Modal Investasi Bagi Perusahaan

Sebagai pebisnis sebaiknya tidak mudah puas atas segala pencapaian yang sudah didapatkan. Pengusaha perlu melakukan berbagai inovasi agar perusahaan bisa terus lebih baik kedepannya. Gunakan laba yang sudah ditahan untuk berinvestasi dan memperluas pangsa pasar bisnis. 

5. Digunakan Sebagai Modal Cadangan

Pernahkah perusahaan mengalami stok kas kosong? Jika perusahaan tidak memperhatikannya dengan baik dan terus melakukan pengeluaran, maka tidak akan lama bisa bertahan. Dengan adanya penahanan laba, maka pengusaha bisa menggunakannya sebagai modal cadangan. 

Begini Cara Menghitung dan Contoh Laba Ditahan

Ketika suatu perusahaan akan melakukan penahanan laba, maka bagian keuangan harus benar-benar mencatat laporan keuangan tersebut dengan benar dan akurat. Kualitas laporan yang dimiliki akan sangat membantu bisnis berjalan efektif dan bisa mencapai tujuan bisnisnya secara maksimal. 

1. Lakukan Perhitungan Laba Kotor

Cara menghitung laba ditahan tahap pertama dengan mengetahui nominal laba kotornya lebih dahulu. Laba kotor merupakan hasil yang diperoleh bisnis dari penjualan belum dikurangi dengan keperluan lainnya. Bagaimana rumus dari laba kotor?

Laba Kotor = Angka Penjualan – Harga Pokok

2. Melakukan Perhitungan Laba Operasional

Ketika sudah mengetahui nilai dari laba kotor, maka langkah selanjutnya dengan menghitung laba operasional perusahaan. Laba operasional yang dimaksud disini berkaitan dengan aktivitas penjualan dan layanan bisnis lainnya yang disediakan oleh perusahaan. 

Laba Operasional = Laba Kotor – Biaya Operasional

3. Melakukan Perhitungan Laba Bersih Sebelum Pembayaran Pajak

Untuk mengetahui nilai laba yang ditahan, maka selanjutnya perlu melakukan perhitungan laba bersih yang dikeluarkan sebelum pembayaran pajak. Laba bersih didapatkan dari pengurangan bunga, depresiasi, amortisasi, dan beberapa faktor lainnya. 

Laba Bersih = Laba Operasional – (Bunga + Amortisasi + Depresiasi)

4. Melakukan Perhitungan Laba Ditahan

Laba ditahan adalah laba bersih yang digunakan untuk kebutuhan penting perusahaan. Setelah memahami perhitungan laba kotor, laba operasional, dan laba bersih kemudian tahap selanjutnya bisa mengetahui nilai laba tertahan menggunakan rumus berikut ini. 

Laba Ditahan = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen

Perusahaan A sudah memulai bisnis sejak bulan April dengan nilai Rp 0 karena belum memiliki jumlah laba yang ditahan. Pada satu bulan pertama, perusahaan A sudah berhasil mendapatkan laba bersih senilai Rp1 juta dan memutuskan untuk tidak membagikan dividen sama sekali kepada pemodal. 

Baca Juga  Rumus NPV (Net Present Value) : Pengertian dan Cara Menghitungnya

Laba ditahan = Laba bersih setelah pembayaran pajak – Pembagian dividen

Laba Mei = Rp 1 juta

Pada bulan berikutnya, perusahaan A memperoleh keuntungan senilai Rp10 juta. Perusahaan tersebut telah memutuskan untuk membagikan dividen dalam RUPS. Dividen saham yang dibagikan sebesar 5% dan perusahaan telah memiliki total 10 ribu lembar saham yang beredar luas di masyarakat. 

Tiap lembar saham memiliki nilai Rp10 ribu. Ketika perusahaan A memilih untuk menerbitkan 500 dividen saham, pembagian saham akan mengalami penahanan laba sekitar Rp10 ribu. 

Laba Ditahan = Rp 1 juta + Rp10 juta – (500 x Rp10 ribu)

Laba Ditahan = Rp 1 juta + Rp10 juta – (Rp 500 ribu)

Laba Ditahan = Rp 6 juta

Laba ditahan merupakan laba bersih yang dimiliki oleh perusahaan. Jika pada bulan berikutnya perusahaan A mendapat untung sekitar Rp10 juta, maka akan membagikan dividen tunai Rp2 juta kepada pemodal. Perhitungan laba ditahan berikutnya bisa menggunakan pola seperti ini. 

Laba Ditahan = Laba ditahan saat ini + Laba bersih atau rugi – Dividen yang dibayarkan

Laba Ditahan = Rp6 juta + Rp10 juta – Rp 2 juta

Laba Juli perusahaan A senilai Rp14 juta. Sudah paham dengan pola perhitungannya?

Laba ditahan adalah sisa saldo perusahaan yang sudah digunakan untuk melakukan pembayaran lain sesuai kebutuhan. Tujuan penahanan laba yaitu untuk modal usaha, strategi pengembangan usaha, membayar hutang perusahaan, simpanan cadangan, dan lain-lain.

Author